Merasakan Nikmatnya Ajaran Allah
Allah memberikan petunjuk kepada manusia
lewat wahyu agar mendapatkan kenikmatan hidup, terlepasnya penderitaan dunia,
azab di akhirat. Sayang sekali umat islam kurang menaruh perhatian disektor
ini, umat islam lebih mementingkan perintahNya daripada nilai yang terkandung
didalamNya.
Akibatnya ajaran Allah terkesan dogma, tidak manusiawi, dan lebih
mementingkan kekerasan. Seperti larangan bagi umat islm untuk melakukan zina
dan sex bebas, tetapi memperbolehkan lewat jalan pernikahan supaya manusia
merasakan kenikmatan hidup, sehat terhindar dari penyakit kelamin seperti HIV.
Penyakit
yang belum dapat disembuhkan, jutru dapat menular pada generasi muda, istri dan
anak mereka. Hari ini kita dapat menyaksikan istri dan anak yang berdosa
mengidap penyakit HIV dimana hidupnya sangat menderita untuk menunggu kematian.
Kita benar-benar merasakan kenikmatan ajaran Allah bila kita datang ke rumah
sakit yang menampung mereka yang terinfeksi HIV. Dengan menyaksikan keluhan dan
penderitaan mereka, pasti kita akan bersyukur kepada Allah yang memberikan
petunjuk.
Dengan mengamati dan mendatangi masyarakat yang tidak menggunakan
ajaran Allah sebagai landasan hidup seperti banyak negara di dunia, akan
dijumpai bencana sosial yang ditimbulkan seperti pemerkosaan, pembunuhan,
narkoba, perampokan, korupsi, tawuran, penganiayaan dan lain sebagainya.
Setelah
membandingkan dengan dengan masyarakat yang menggunakan ajaran Allah, kita akan
merasakan bahwa ajaran Allah benar-benar membawa kepada ketentraman, ketenangan
dan kebahagian hidup.
Perintah menjalankan hukum secara
seimbangan, misalkan menegakkan hukum qisas merupakan petunjuk yang
mengantarkan manusia kepada kenikmatan hidup di dunia. Tetapi terkadang kita
merasa sedih menyaksikan orang-orang menentang ajaran qisas, membuuh bagi orang
yang membunuh.
Mereka mengatakan ajaran ini sebagai kebiadaban, tidak
manusiawi, bahkan seluruh dunia menentangnya. Persatuan bangsa-bangsa meminta
negara-negara di dunia menghapus hukuman mati.
Sebagai umat yang mengenal
Allah lewat ilmu pengetahuan dan menghayati kebesaranNya, kita mengetahui
nikmatnya ajarn ini. sayangnya negara-negara yang menentang qisas tidak
merasakan kebesaran ajaranNya. Apakah mereka tidak mengaca diri, dan terus
menerus menentang kebesaran Allah? Melawan usia yang mengerus dirinya dari
kematian saja mereka tidak mampu.
“Wahai manusia telah dibuat perumpamaan, maka
dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat
menciptakan seekor lalat, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka , mereka tidak dapat merebutnya kembali
dari lalat itu, sama lemahnya yang menyebah dan disembah.” (QS AL Hajj 73)
Apakah persatuan bangsa-bangsa dan negara-negara didalamnya mampu menciptakan
lalat ? kalau tidak mampu maka yang menyeru keburukan qisas dan yang
menerimanya sama lemahnya. “apakah Allah yang menciptakan sama dengan yang
tidak dapat menciptakan, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS An Nahl
17).
Merasakan Nikmatnya Karunia Allah
Dengan merasakan nikmat-nikmat Allah yang
diberikan kepada manusia seperti diberikannya indrawi, manusia dapat
menyaksikan beragam bentuk, gerak, suara, dan cuaca.
Dengan diberikan akal
pikiran, manusia mengdapatkan pengetahuan dan teknologi sehingga hidup terasa
mudah, mampu memberikan pemecahan masalah disegala bidang.
Dikaruniakan juga
bumi yang terdiri dari tanah yang lembek dan keras sehingga menjadi daya
tampung air bersih dan tawar. Diatasnya bisa ditanami tumbuhan sedangkan
didalamnya banyak kekayaan yang tak terhingga seperti minyak, perak, emas, dan
sebagainya. Diberikan pula manusia rasa cinta sehingga membina hidup keluarga
penuh kasih sayang.
Dengan melewati renungan pada tempat dan
susasana yang mendukung, penulis mencoba membayangkan sekiranya manusia tidak
diberikan indrawi, akal pikiran atau bumi hanya daratan tandus yang sangat
panas manusia pasti merasakan penderitaan.
Disitu perasaan manusia akan tersontak
dan bersyukur kepada Allah. Sehingga seperti seorang pembantu rumah tangga,
tiba-tiba majikannya memberikan rumah yang ditinggali, mobil, perabotan rumah
tangga, perusahaan dan harta kekayaan didalamnya, pasti akan terkejut, menangis
bahagia dan mengucap ribuan terima kasih.
Mensyukuri nikmat Allah lewat
pendekatan perasaan akan menimbulkan kebahagian, bersyukur dan mentaati
perintah Allah. BagiNya, tidak ada siapapun dimuka bumi yang menyamai pemberi
nikmat Allah. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan nikmat kepadamu, jika kamu
mengingkari pasti azabku sangat keras.” (QS Ibrahim: 7).
<< PREV | NEXT >>