google-site-verification:google853a3110870e4513.html Menghidupkan Perasaan Ketuhanan pada Masyarakat Global (Part 2) - Hikmah

Translate

Menghidupkan Perasaan Ketuhanan pada Masyarakat Global (Part 2)




Merasakan Nikmatnya Ajaran Allah

Allah memberikan petunjuk kepada manusia lewat wahyu agar mendapatkan kenikmatan hidup, terlepasnya penderitaan dunia, azab di akhirat. Sayang sekali umat islam kurang menaruh perhatian disektor ini, umat islam lebih mementingkan perintahNya daripada nilai yang terkandung didalamNya. 

Akibatnya ajaran Allah terkesan dogma, tidak manusiawi, dan lebih mementingkan kekerasan. Seperti larangan bagi umat islm untuk melakukan zina dan sex bebas, tetapi memperbolehkan lewat jalan pernikahan supaya manusia merasakan kenikmatan hidup, sehat terhindar dari penyakit kelamin seperti HIV. 

Penyakit yang belum dapat disembuhkan, jutru dapat menular pada generasi muda, istri dan anak mereka. Hari ini kita dapat menyaksikan istri dan anak yang berdosa mengidap penyakit HIV dimana hidupnya sangat menderita untuk menunggu kematian. 

Kita benar-benar merasakan kenikmatan ajaran Allah bila kita datang ke rumah sakit yang menampung mereka yang terinfeksi HIV. Dengan menyaksikan keluhan dan penderitaan mereka, pasti kita akan bersyukur kepada Allah yang memberikan petunjuk. 

Dengan mengamati dan mendatangi masyarakat yang tidak menggunakan ajaran Allah sebagai landasan hidup seperti banyak negara di dunia, akan dijumpai bencana sosial yang ditimbulkan seperti pemerkosaan, pembunuhan, narkoba, perampokan, korupsi, tawuran, penganiayaan dan lain sebagainya. 

Setelah membandingkan dengan dengan masyarakat yang menggunakan ajaran Allah, kita akan merasakan bahwa ajaran Allah benar-benar membawa kepada ketentraman, ketenangan dan kebahagian hidup.
 
Perintah menjalankan hukum secara seimbangan, misalkan menegakkan hukum qisas merupakan petunjuk yang mengantarkan manusia kepada kenikmatan hidup di dunia. Tetapi terkadang kita merasa sedih menyaksikan orang-orang menentang ajaran qisas, membuuh bagi orang yang membunuh. 

Mereka mengatakan ajaran ini sebagai kebiadaban, tidak manusiawi, bahkan seluruh dunia menentangnya. Persatuan bangsa-bangsa meminta negara-negara di dunia menghapus hukuman mati. 

Sebagai umat yang mengenal Allah lewat ilmu pengetahuan dan menghayati kebesaranNya, kita mengetahui nikmatnya ajarn ini. sayangnya negara-negara yang menentang qisas tidak merasakan kebesaran ajaranNya. Apakah mereka tidak mengaca diri, dan terus menerus menentang kebesaran Allah? Melawan usia yang mengerus dirinya dari kematian saja mereka tidak mampu. 

“Wahai manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah! Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka , mereka tidak dapat merebutnya kembali dari lalat itu, sama lemahnya yang menyebah dan disembah.” (QS AL Hajj 73) 

Apakah persatuan bangsa-bangsa dan negara-negara didalamnya mampu menciptakan lalat ? kalau tidak mampu maka yang menyeru keburukan qisas dan yang menerimanya sama lemahnya. “apakah Allah yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS An Nahl 17).

Merasakan Nikmatnya Karunia Allah

Dengan merasakan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada manusia seperti diberikannya indrawi, manusia dapat menyaksikan beragam bentuk, gerak, suara, dan cuaca. 

Dengan diberikan akal pikiran, manusia mengdapatkan pengetahuan dan teknologi sehingga hidup terasa mudah, mampu memberikan pemecahan masalah disegala bidang. 

Dikaruniakan juga bumi yang terdiri dari tanah yang lembek dan keras sehingga menjadi daya tampung air bersih dan tawar. Diatasnya bisa ditanami tumbuhan sedangkan didalamnya banyak kekayaan yang tak terhingga seperti minyak, perak, emas, dan sebagainya. Diberikan pula manusia rasa cinta sehingga membina hidup keluarga penuh kasih sayang.

Dengan melewati renungan pada tempat dan susasana yang mendukung, penulis mencoba membayangkan sekiranya manusia tidak diberikan indrawi, akal pikiran atau bumi hanya daratan tandus yang sangat panas manusia pasti merasakan penderitaan.

Disitu perasaan manusia akan tersontak dan bersyukur kepada Allah. Sehingga seperti seorang pembantu rumah tangga, tiba-tiba majikannya memberikan rumah yang ditinggali, mobil, perabotan rumah tangga, perusahaan dan harta kekayaan didalamnya, pasti akan terkejut, menangis bahagia dan mengucap ribuan terima kasih. 

Mensyukuri nikmat Allah lewat pendekatan perasaan akan menimbulkan kebahagian, bersyukur dan mentaati perintah Allah. BagiNya, tidak ada siapapun dimuka bumi yang menyamai pemberi nikmat Allah. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan nikmat kepadamu, jika kamu mengingkari pasti azabku sangat keras.” (QS Ibrahim: 7).

<< PREV | NEXT >>
Share on Google Plus

About zero

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim