google-site-verification:google853a3110870e4513.html Menghidupkan Perasaan Ketuhanan Pada Masyarakat Global Part 3 - Hikmah

Translate

Menghidupkan Perasaan Ketuhanan Pada Masyarakat Global Part 3




Menghayati kehidupan akhirat seperti alam kematian, hari perhitungan (yaumul hisab). 

Surga dan neraka, bisa juga dengan berbagai jalan seperti berimajinasi dengan lingkungan yang mendukung. Misalnya menggambarkan saat memasuki alam akherat mulai dari kematian, tidak ada keluarga dan kawan yang mendampingi, tidak ada cahaya dan berjalan tanpa kepastian, memasuki masa pertanggungjawaban terhadap dosa-dosa yang pernah kita lakukan. 

Kemudia melihat dan merasakan siksa neraka, dan ribuan semut kelabang berebut memakan tubuh sedikit demi sedikit. Kemudian menggambarkan tanah sebagai pijakan dari logam panas, ketika haus di berikan minumah timah yang panas yang dapat merusak organ tubuh, lalu dihidupkan lagi dan menerima siksa itu kembali berlangsung sepanjang masa. 

Disana tidak ada lagi kematian. Dan sebaliknya bagi orang-orang yang mengikuti jalanNya mereka merasakan kebahagian surga berupa bidadari bagi laki-laki dan laki-laki yang tampan berwibawa bagi kaum wanita. 

Berbagai kenikmatan fisik, estetika dan moralitas tersedia disana tidak ada sakit, jenuh, lelah dan juga kematian. Orang-orang yang berhasil merasakan alam akhirat hatinya akan tunduk dan benar-benar merasakan substansi nikmat kebahagiaan dunia akhirat, jiwanya akan tenang dan tegar, tidak ada rasa takut dalam menjalankan perintah Tuhan agar terhindar dari siksa yang besar serta mendapatkan kebahagiaan akhirat.

Menjaga Perasaan Ketuhanan

Insya Allah dengan merasakan kebesaran, karunia dan ajaraanNya, umat islam benar-benar merasakan kenikmatan baik berupa ketentraman jiwa, cinta kasih dan material dalam melaksanakan ajaran agama. Sangat sulit kebebasan moral dan ekonomi mampu mempengaruhinya. 

Namun demikian perasaan ketuhanan itu harus terus-menerus dipelihara karena sifat dari sebuah perasaan mudah hilang, mudah jenuh, dan terus-menerus menuntut pembaruan. Oleh karena itu Allah sering mengingatkan supaya manusia banyak mengingat Allah, diantaranya: 

“Apabila sholat telah terlaksanakan, maka bertebarlah kamu dimuka bumi carilah karunia Allah dean ingatlah Allah sebanyak-banyaknya, agar kamu beruntung.” (QS Al Jumu’ah: 10).

Organisasi Nadhatul Ulama menjadikan kalimat Laa Ilaha Ilallah diucapkan baik lisan dalam hati sebanyak-banyaknya setelah sholat, sedangkan kalangan tasawuf mengucapkannya sepanjang hari. 

Kalangan Muhammadiyah banyak mengucapkan doa-doa dalam setiap kegiatannya mulai dari bangun tidur keluar rumah, makan dan sebagainya sebagai jalan untuk mengingat Allah sebanyak-banyaknya. 

Tetapi lebih penting jika itu semua dirasakan dengan Ilmu Pengetahuan tentang hal-hal yang diatas karena sifat pengetahuan senantiasa berkembang menjadikan perasaan ketuhanan terjaga terus segar dan baru, setiap minggu atau setiap bulan idealnya ada aktifitas yang dapat menghidupkan perasaan itu....


Oleh Ustadz Iskandar Al Warisy / 1-5-15
Share on Google Plus

About zero

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim