google-site-verification:google853a3110870e4513.html MAKNA BERSYUKUR - Hikmah

Translate

MAKNA BERSYUKUR

Pada masa Rasulullah SAW, cobaan dan hambatan yang dialami umat Islam bisa dikatakan lebih berat dibandingkan dengan zaman sekarang. Allah SWT dan Rasul-Nya membimbing umat Islam melewati hambatan dan rintangan kala itu dengan mengajarkan berbagai cara kecerdasaan spiritual yang kenal hingga sekarang, seperti Ikhlas, Tawaqal, Bersabar, Bersyukur, Berdzikir, dan sebagainya. 

Namun pada hari ini entah kenapa, cara-cara kecerdasan spiritual semacam itu telah banyak ditinggalkan oleh umat Islam sendiri ? Kemungkinan besar karena sebagian umat Islam tidak tahu makna yang sesungguhnya.

Sekarang Umat Islam malah sibuk mencari teknik spiritual yang bukan bersumber dari ajaran Islam sendiri, semisal ajaran Tasawuf, Yoga, Meditasi dan lain sebagainya. bahkan seolah mereka merasa bangga, merasa maju dan modern mengikuti trend semacam itu. Sebaliknya, mereka akan merasa malu dan ketinggalan zaman, di era Teknologi dan Modern semacam ini masih membicarakan Sabar, Syukur, Ikhlas dan Tawaqal.

Pada kesempatan ini penulis hendak mengangkat tema salah satu dari cara kecerdasan spiritual Islam yakni "Bersyukur." Menurut kamus (M.Yunus, 1989) kata syukur berasal dari bahasa arab "syakaro-yasykuru-syukron" yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "Terima Kasih." sederhana sekali ungkapan terima kasih itu, sangat ringan ketika mulut kita mengucapkannya bila menerima pemberian dan pertolongan orang lain.

Tetapi terkadang ucapan terima kasih itu kurang di mengerti dan dihayati maknanya, sehingga benar-benar hanya sebuah ucapan dari mulut saja, padahal boleh jadi hatinya ingkar.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surah Ibrahim ayat 7 yang berbunyi.

 Artinya:
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (Nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (Nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Makna ayat tersebut adalah, barang siapa berterima kasih kepada Allah SWT maka Allah akan menambah kenikmatan yang diberikan-Nya kepada orang tersebut. sebaliknya barang siapa tidak berterima kasih kepada Allah, bahkan menutupi, mengingkari, mengkufuri atau tidak mengakui pemberian-Nya, maka akan ditimpakan kepadanya azab yang pedih.

Berdasarkan ayat tersebut ucapan "terima kasih" yang sederhana itu akan berakibat sangat besar, bahkan menyangkut iman atau kafir seseorang. yang berakibat pemberian azab yang pedih dari Allah. dari sini menarik untuk kita renungkan, apa makna sebenarnya dibalik ungkapan "terima kasih" itu, sehingga demikian hebatnya konsekuensinya?

Maka kita lihat bagaimana ungkapan terima kasih itu terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. darinya akan kita tarik pelajaran tentang bagaimana makna terima kasih yang sebenarnya. dalam kehidupan kita sehari-hari, biasanya ungkapan terima kasih itu muncul ketika seseorang menerima pemberian dari orang lain.

Dari peristiwa tersebut, memahami ungkapan "terima kasih" itu harus dilihat dari dua sudut pandang. Pertama dari sudut pandang pemberi dan kemudian Kedua adalah sudut pandang dari penerima. kebanyakan orang memahami terima kasih hanya dari sudut pandang penerima. Akibatnya terima kasih hanya terlihat sebagai ungkapan kesopanan yang sederhana saja.

Padahal di sisi lain ada pemberi yang tentu saja menilai ungkapan terima kasih tersebut tidak hanya dari ucapan di bibir saja. dari sudut pandang pemberi, ketika memberi kan suatu barang atau bantuan atau apapun kepada orang lain, pasti pemberi mempuyai maksud dan harapan. agar pemberiannya memberikan manfaat, kegunaan yang berarti besar bagi penerima.

Namun sayangnya maksud dan harapan itu sering kali tidak kesampaian, karena penerima tidak mengetahui maksud dan harapan pemberi. suatu misal kita memberikan makanan pada seorang pengemis, tentu kita merasa lega dan bangga jika makanan pemberian kita itu di makan dengan lahap oleh si pengemis itu.

Sebaliknya kita akan merasa kecewa, nelangsa, gelo, jika makanan kita itu hanya dicicipi sedikit dan dimuntahkan, apalagi hanya dilihat sebelah mata kemudian dibuang. Meskipun seandainya pengemis itu menyertai dengan ucapan terima kasih dan membungkuk-bungkukan badannya berkali-kali. senangkah kita menerima ucapan terima kasih semacam itu?

Pernahkah kita bayangkan Allah SWT juga memperhatikan bagaimana kita memperlakukan barang-barang pemberian-Nya pada kita? Apakah kita juga sudah pikirkan, apakah Allah merasa lega atau kecewa atas perlakuan kita terhadap barang-barang pemberian-Nya? Apakah cukup dengan ucapan terima kasih di bibir saja tetapi perilaku kita bertolak belakang dengan ungkapan rasa syukur yang sesungguhnya, tersebut?

CARA BERTERIMA KASIH YANG BAIK

1. Mampu menghitung nilai dan manfaat suatu pemberian, baik jangka pendek dan panjang, berguna untuk meningkatkan rasa syiukur.

2. Mampu mengetahui tujuan pemberian, berguna untuk menjaga dan mengarahkan pemberian sebagai tujuan yang ingin dicapai sang pemberi.

3. Memelihara dengan baik, dan menggunakan sebagaimana tujuan sang pemberi sebagai wujud rasa terima kasih.

4. Senantiasa memuji, dan menguncapkan terima kasih seta menyebarkan kepada keluarga dan lingkungannya tentang jasa sang pemberi.

5. Memperingatinya sebagai hari bersejarah.


CARA BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT

1. Mampu menghitung seberapa besar nilai, manfaat dan tingkat kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita berupa indrawi, akal pikiran, kemudahan mendapatkan udara dan air, buah, sayur mayur, barang tambang yang tersedia, ditundukkan hewan kepada manusia, diturunkan petunjuk hidup berupa Al-Quran, diturunkannya para Rasul. jika kita mampu menghitung dengan benar, Insha Allah kita akan meneteskan air mata dan senantiasa berucap "Terima kasih Yaa Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada kami yang sedemikian besar" dan pasti tidak menjadikan siapapun lebih mulia dari Allah SWT.

2. Mengetahui tujuan Allah memberikan kenikmatan itu, dalam Al-Quran disebutkan bahwa tujuan penciptaan manusia diantaranya untukk beribadah dan menata bumi, alam semesta dengan baik dan seimbang. dimaksud beribadah adalah suatu tindakan atau perbuatan yang diorientasikan semata-mata untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT bukan kepada yang lainnya, menata bumi dengan baik dan seimbang baik antar alam, diri dengan alam atau diri manusia secara personal dengan manusia lainnya (sosial). 

3. Arti perwujudan syukur kepada Allah adalah memelihara alam, menjaga, dan mengembangkan diri dengan baik dan seimbang, dan semua itu didasarkan kepada pengabdian diri pada Allah SWT, dalam mengembangkan diri dan mengelola alam secara secara baik dan seimbang, setiap individu memiliki peran yang tidak sama, ada sebagai ilmuwan dibidang alam, sosial, pendidikan, keamanan, teologi, hukum atau manajemen. Sisi lain ada bidang yang menerapkan hasil pengetahuan itu di masyarakat dan di alam secara langsung.

4. Orang yang merasakan orang lain sangat berjasa besar dalam mendapatkan kebahagian hidup yang luar biasa, pasti akan mengingatnya dan memujinya terus menerus serta menyampaikan kepada anak dan saudara-saudaranya tentang jasa tersebut. orang yang merasakan nikmat Allah pasti akan mengenang dan memuji-Nya saat sholat maupun di setiap ia merasakan kenikmatan itu dan berdoa "Yaa Allah jadikan kami orang yang pandai mensyukuri nikmat-Mu, janganlah Engkau jadikan kami orang-orang yang lalai atau melupakannya."

5. Jika diperlukan puncak kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita diperingati sebagai hari bersejarah yang diperingati setiap tahun, seperti kenikmatan kemerdekaan, hari kelahiran personal atau Islam.

NILAI DAN TANTANGAN BERSYUKUR KEPADA ALLAH SWT

1. Dalam Menghitung Nikmat Allah

Kemampuan menghitung pemberian Allah kepada manusia atau personal baik bersifat dasar maupun aktual, dapat meningkat rasa kagum, hormat, cinta, dan ketundukkan terhadap Allah, sikap itu bersifat universal, manusia akan seperti itu ketika mendapatkan pemberian yang sangat berarti bagi hidupnya.

Hampir orang-orang besar seperti Nabi Ibrahim AS dengan kekuatan logika mampu mengetahui kualitas pemberian Allah, sehingga tidak ada yang ditakuti selain Allah dengan gagah berani menyampaikan bahwa patung yang diibadahi kaumnya merupakan kesesatan, segala ancaman tidak dapat menghentikannya meskipun harus dibakar hidup-hidup. 

Nabi Muhammad SAW ketika hampir putus asa karena istri yang sangat dicintainya beserta paman yang selalu membelanya meninggal secara hampir bersamaan, menjadi bangkit kembali ketika menyaksikan nikmat surga yang akan diberikan kepadanya dengan Isra Miraj.

Kemampuan menghitung pemberian Allah membutuhkan data ilmu pengetahuan dan perenungan, jika kita ingin menghitung nilai pemberian Allah berupa cinta, lebih dahulu seseorang membaca banyak ilmu, sejarah, filsafat dan sosiologis percintaan, demikian juga ketika ingin menghitung nikmat hidup, seperti pemberian akal pikiran, indrawi, tumbuhan, hasil laut, kesuburan tanah dan sebagainya.

Data itu akan menjadi hidup dan menjadi bekasan kejiwaan ketika masuk dalam perenungan. ada beberapa hambatan dan tantangan dalam menghitung pemberian Allah, diantara adalah :

a. Tidak terbiasa berfikir, merenungi atau menggali data nikmat-nikmat Allah.
b. Merasa diri mampu mendapat keberhasilan hidup.
c. Lingkungan yang banyak mengajak mensyukuri karunia manusia.
d. Tuntutan pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu.


2. Berbuat didasarkan keseimbangan

Salah satu dari perwujudan syukur adalah melakukan tindakan didasarkan pada tujuan Allah yang memberikan kehidupan dalam hal ini adalah keseimbangan, supaya manusia memberlakukan dirinya, lingkungan, dan alam dengan berdasarkan hukum keseimbangan. dengan itu akan merasakan sebuah kebahagiaan hidup, sebagimana firman Allah pada surah Ar Ruum ayat 41 yang artinya.

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan keseimbangan)."

Untuk mencapai jalan hidup yang seimbang membutuhkan ilmu, sikap dan pengorbanan, tahun sebelumnya pimpinan negara seluruh dunia berkumpul di Prancis membicarakan langkah-langkah mengatasi perubahan iklim yang dampaknya cukup mengerikan, sebagian negara membuat hari-hari nasional atau iternasional sebagai pengingat seperti ditetapkannya HIV Day, Diabetes Day, Cancer Day dan sebagainya. semua ini akibat mereka memilih jalan hidup yang tidak seimbang, berlebihan dan keserakahan baik dalam pola makan, seks dan ekonomi.

Jalan utama mencapai hidup seimbang adalah ilmu, sikap logis, dan kemapuan mengendalikan diri, karena di dalam diri manusia tersimpan hawa nafsu, sifat keserakahan, tidak pernah ada puasnya, jika kita dapat menaklukkan sifat-sifat itu, Insha Allah dapat bersikap syukur, memberlakukan pemberian Allah SWT didasarkan pada keseimbangan dan mereka akan merasakan kebahagiannya di dunia dan akhirat.

Oleh 
Purwo Prilatmoko
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim