google-site-verification:google853a3110870e4513.html Kontribusi Muslim dalam Bidang Musik Modern - Hikmah

Translate

Kontribusi Muslim dalam Bidang Musik Modern



Sebuah naskah abad ke-18 mengenai komposisi musik dan irama menunjukkan qitara, atau gitar, dari buku Tafhim al-maqamat Karya Kamani Khidir Aga.

Musik melintasi benua, budaya, masyarakat, dan alam. Seperti bahasa, memungkinkan kita untuk berkomunikasi. Tapi apakah seniman abad ke-20 dan penyanyi tahu bahwa banyak karya mereka dulunya menggunakan hasil karya dari tangan umat Muslim dari abad kesembilan di Timur Tengah? Para seniman ini, Khusunya pada Al-Kindi, Menggunakan notasi musik, sistem penulisan musik.

Mereka juga menamai naskah skala musik dengan suku kata, bukan huruf, yang disebut solmisasi. suku kata ini membentuk notasi dasar dalam musik saat ini. Kita semua akrab dengan do, re, mi, fa, sol, la, ti. Huruf Arab untuk notasi ini adalah dal, ra, mim, fa, sad, lam, sin. Kesamaan fonetik antara notasi hari ini dan huruf Arab yang digunakan pada abad kesembilan yang sangat mencolok.

Sekitar 70 tahun setelah Al-Kindi, Al-Farabi mengembangkan rababah, nenek moyang dari keluarga biola, dan qanun, dan sebuah kecapi meja. Dia menulis lima buku tentang musik, tapi The Great Book of Music mengenai teori musik adalah masterpiece-nya. Pada abad ke-12, itu diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani, dan kemudian ke dalam bahasa Latin.

Pengaruh AI-Farabi dan bukunya berlanjut terus hingga abad ke-16. musisi keliling, pedagang, dan wisatawan semua membantu mengenalkan musik Arab dalam perjalanannya ke Eropa, dan ini membantu membentuk kehidupan budaya dan seni di Spanyol dan Portugal di bawah 500 tahun pemerintahan Muslim. Salah satu buktinya ditemukan dalam koleksi lagu di Cantigas de Santa Marfa.
" Ketika muslim datang ke Eropa pada awal abad kedelapan, mereka datang dengan membawa hal lebih maju dalam pengembangan musik. dalam pembuatan alat musik dari negara-negara Eropa, sehingga hanya pengaruh mengenai musik yang luarbiasa merekalah yang bisa dipertanggungjawabkan. “
CARL Engel, on A 20TH-CENTURY HISTORY OF MUSIC SCHOLAR

Terdiri sekitar 1252 Buah lagu dari pesanan Alfonso X el Sabia, raja Castilla dan Aragon, diantaranya ada 415 lagu religius tentang Bunda Maryam ( Siti Maryam ). Banyak orang juga berperan dalam penyebaran musik baru ke Eropa.
Pengaruh cukup besar terletak pada satu orang, ialah Ziryab, yang dikenal sebagai “Blackbird” karena suara merdu dan seorang kulit hitam. Dia adalah seorang murid berbakat dari musisi Baghdad yang terkenal, tapi bakatnya dan keunggulan dalam musik perlahan menyaingi gurunya, sehingga khalifah Umayyah mengundangnya ke Andalusia. Kemudian Ziryab menetap di istana Cordoba pada tahun 822.

Pada Pemerintahan di bawah Khalifah ‘Abd al-Rahman II, putra dari Khalifah Umayyah. Di sini, Ziryab menemukan kemakmuran dan penghargaan dari seni, menjadi penghibur istana dengan gaji bulanan lebih dari 200 dinar emas dan mendapat hak istimewa lainnya.

Prestasinya yang banyak, termasuk membangun sekolah musik pertama di dunia di Cordoba, yang mengajarkan tentang harmoni dan komposisi, memperkenalkan kecapi Arab (al-‘ud) ke Eropa dan menambahkan string bass kelima, menggantikan plectrum kayu dengan bulu dari burung bangkai, dan menata ulang teori musik semuanya dan menetapkan parameter irama dan ritmis.
Henri Terrasse, sejarawan abad ke-20 Perancis, mengatakan, “Setelah kedatangan  [Ziryab], seperti angin segar dari kesenangan dan kemewahan hidup yang datang dari Cordoba.

Suasana yang penuh dengan puisi dan kesenangan yang mengkelilingi Ziryab, dia menciptakan lagu-lagunya pada malam hari bersama dua kawannya yang bermain kecapi. dan Dia memberi seninya yang tak ternilai harganya bagi kita. 
Kekhalifan Ottoman adalah negara Euro Asia pertama yang memiliki sebuah band musik militer. Didirikan pada 1299, band militer yang terkenal ialah Mehterhane yang mengikuti sultan saat melakukan ekspedisinya. yang muncul tiba di tengah-tengah pertempuran untuk membangkitkan semangat para prajurit dan juga menakutkan musuh. The Janissary, pasukan elit, juga memiliki band dengan enam sampai sembilan anggota dengan instrumen seperti drum (zurna), klarinet, triangle, simbal (Zil), dan drum ketel perang (kos dan naqqara).
mereka menaiki punggung unta kemudian memainkannya. ketika Eropa bertemu band Janissary saat damai maupun perang. mereka menjadi duta di berbagai resepsi dan menjadi pusat mode untuk bisa memiliki instrumen Ottoman-Turki, “Turquerie” mode, di Eropa. Pasukan Janissari dikalahkan di gerbang Wina pada tahun 1683 dan dan alat musik mereka.
Ini adalah suatu peristiwa yang menyebabkan munculnya band militer Eropa. Bahkan band militer Perancis Napoleon Bonaparte yang dilengkapi dengan alat-alat musik perang Ottoman seperti Zil dan gendang. Dikatakan bahwa keberhasilan Napoleon di pertempuran Austerlitz (1805) adalah karena sebagian dampak psikologis dari kebisingan instrumen musiknya.
Sebuah band janisari Dari Kekhalifan Ottoman
Buku 1001 Inventions : The Enduring Legacy Of Muslim Civilization halaman 48-49.
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim