google-site-verification:google853a3110870e4513.html Mengenal kaum Munafik dalam Islam - Hikmah

Translate

Mengenal kaum Munafik dalam Islam


بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih - (QS.4-138)

الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۚ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا 
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang ingkar (kafir) sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah. - (QS.4-139).

Kemudian di surat yang sama An-Nisa ayat 145 yang berbunyi.
"sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka kamu sekali-sekali tidak mendapatkan seorang penolong dari mereka".

Hukuman Allah layak bagi mereka senantiasa membuat kerusakan di jantung umat islam mengatasnamakan islam.

Penampilan orang-orang munafik tertulis dalam surat Al-Munafiqun ayat 4 berbunyi.
"Dan apabila kamu melihat mereka tubuh-tubuh mereka menjadi KAGUM, dan jika mereka BERKATA akan terlena mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu kayu yang bersandar"

Menurut bahasa istilah muanfik  berasal dari akar kata nafatan yang artinya membelanjakan. Menurut tinjauan kontekstual yang terdapat Al Quran, artinya munafik adalah orang membelanjakan AQIDAH dengan harta kehidupan dunia, hingga menjadi kafir.

Ada 2 faktor yang menyebabkan seseorang itu munafik.

Dalil Pertama Surat Al Baqarah 8-11 berbunyi.

" kami beriman kepada Allah dan hari kemudian padahal, mereka sesungguhnya bukan orang yg beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. "

Dalam hati mereka ada PENYAKIT dan bagi mereka siksa yg pedih di sebabkan mereka BERDUSTA. Dan bila dikatakan mereka "janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi" mereka menjawab "sesungguhnya (APAKAH YANG AKU LAKUKAN INI) merupakan KEBAIKAN.

Penyakit tersebut adalah berupa kedengkian dan kecemburuan terhadap kemajuan-kemajuan islam.

Sebelumnya mereka TIDAK MENERIMA ISLAM dan TIDAK INGIN MENJADI ORANG ISLAM, tapi karena melihat perkembangan islam sangat besar dan tidak memungkinkan untuk di hadang, lalu mereka terpaksa beriman kepada islam supaya dapat merusak dari dalam.


Dalil Kedua faktor orang menjadi munafik

Orang netral, Surat An-Nisa: 91 berbunyi.

" Kelak kamu akan dapati (kelompok) yang lain yang bermaksud supaya mereka aman dari kamu dan aman pula dari kaumnya. Setiap mereka di ajak kepada FITNAH (syirik) merekapun terjun ke dalamnya.. "

Orang yang lemah berperang di jalan Allah, Surat At-Taubah ayat 49 berbunyi. 

" Di antara mereka ada yang berkata: berilah saya izin (tidak pergi perang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus FITNAH kehinaan, ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus kedalam FITNAH/KEHINAAN. Dan sesungguhnya jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang kafir. "
Orang yang lemah berjihad di jalan Allah, karena lebih mencintai kehidupan di DUNIA, surat At-Taubah ayat 24 berbunyi. 

" Katakanlah jika bapak-bapak , anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih KAMU CINTAI DARI PADA ALAH DAN RASUL-NYA dan BERJIHAD di jalan-Nya, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. "
Orang-orang tersebut lebih berbahaya dari kemunafikan yang di timbulkan oleh orang-orang munafik disebabkan penyakit hatinya, karena arahnya mudah terlihat untuk menghancurkan umat islam secara langsung.

Tapi MUNAFIK  karena tidak sabar berjihad dijalan Allah yang lebih mengharapkan kelezatan dunia, arahnya tidak mengharapkan kehancuran umat islam secara langsung, tapi mereka berusaha tidak melibatkan diri dalam perjuangan islam.

Pernah umat islam di masa rasul hampir pecah belah menghadapi orang-orang munafik hingga Allah menurutkan surat An- Nisa  ayat 88 berbunyi. 

" Maka mengapa kamu menjadi dua golongan. Golongan dalam menghadapi orang-orang munafik, padahal Allah telah membalik mereka kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri, apakah kamu bermaksud memberikan petunjuk kepada orang-orang yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) kepadanya. "

Allah memerintahkan kepada rasulullah SAW untuk berlaku waspada karena saat menemui orang-orang munafik maka sebaiknya:

1. Tidak perlu menerima bantuan dana karena hartanya akan menimbulkan perpecahan di antara orang-orang islam.

2. Bilamana meninggal haram untuk mendoakan.

3. Dalam pergaulan sehari-hari tidak boleh dijadikan SAHABAT atau PEMIMPIN karena mereka sebenarnya telah berjalan pada kekafiran dan mereka benar-benar kafir kepada Allah dan Rasul-Nya

Mengenal Kaum munafik di massa sekarang maka di perlukan standar orang-orang munafik kondisi saat ini, supaya kita bisa evaluasi diri kita sendiri dan bisa terhindar dari orang-orang yang ada di sekitar kita.

Standart Munafik yang pertama adalah sosok yang mengaku sebagai muslim tetapi CARA KEHIDUPAN TIDAK MENGGAMBARKAN PRIBADI MUSLIM dan MENGAJAK orang lain untuk MENINGGALKAN kehidupan secara muslim hampir dapat di pastikan bahwa mereka adalah orang-orang munafik yang memiliki penyakit dalam hati (BENCI UMAT ISLAM BISA BERKEMBANG).


Di dalam lapangan dakwah islam praktis yang sering kita menjumpai prilaku-prilakunya adalah :

Organisasi pada intinya adalah interaksi-interaksi orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Dalam Islam, organisasi merupakan suatu kebutuhan. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah. Pengertian organisasi itu ada dua, yaitu pertama, organisasi sebagai wadah atau tempat, dan kedua, pengertian organisasi sebagai proses yang dilakukan bersama-sama, dengan landasan yang sama, tujuan yang sama, dan juga dengan cara-cara yang sama.

Dalam rangka mencapai cita-cita tersebut, seluruh perangkat organisasi yang dimotori oleh pimpinannya membuat strategi dan taktik serta analisa lapangan yang dilanjutkan dengan perencanaan tugas lapangan, working plan meliputi langkah-langkah kerja, jadwal serta penanggung jawab, di dalam organisasi sering disebut sebagai Plan, Do, Check, Action (PDCA) atau Planning, Organizing, Actuating, Controling (POAC), dengan pengertian yang sederahana adalah : ada perencanaan, ada organisasinya, dikerjakan, dievaluasi atau dikontrol.

Organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya harus dikelola secara profesional. Pengelolaan organisasi yang profesional akan membentuk budaya organisasi yang profesionai pula, sebaliknya organisasi yang seadanya dan sekedar amatiran, tanpa pemikiran yang mendalam, sistematis, serta strategis yang tepat akan menghasilkan budaya organisasi yang seadanya dan efektifitas dari pencapaian tujuan organisasi yang kurang baik.

Hal ini dapat dilihat dari (1) sudut pencapaian tujuan yang dapat menyimpang dan tidak sesuai dengan visi, misi, dan tujuan, serta (2) target waktu yang lamban dan cepat atau lambat akan ketinggalan malahan bisa menimbulkan kegagalan.

Dan dicontohkan sebuah lembaga karena team dakwahnya kekurangan staff sdm untuk merangkul seluruh umat maka ia masuk menjadi sahabat yang mau mendengar setiap curhatan dan keluh kesahnya.

1. Orientasinya adalah membangun figur bahwa dirinya adalah orang yang ingin memajukan islam.

2. Saat sudah beradaptasi selesai maka itu mulai terlihat pola-pola bahasa untuk menjatuhkan sebuah management lembaga, di buat seolah bahwa imam tidak memiliki sebuah harga untuk memajukkan islam seperti dewan yang berada di top managemen tidak menghargai perjuangan kita, imam tidak respek terhadap umat yang ada. 

Ini arahnya adalah membangun TRAUMATIS terhadap seorang pemimpin tertentu sehingga tidak mau mengikuti segala informasi atau kegiatan yang diadakan. 

3. Membuat kelompok sendiri sebagai tandingan, dimana korban-korban orang munafik hanya bisa di mobilisasi oleh orang-orang munafik saja. Orientasi ini adalah jelas akan mengeluarkan orang-orang yang berada di jamaah secara tidak sadar.

 4. Orang-orang munafik cara hidupnya selalu menggunakan perasaan dari pada akal. Jika menggunakan akal adalah sebagai pembenaran terhadap prilakunya. Contohnya Seharusnya seorang manager selalu memperhatikan Staff SDMnya, jika tidak pasti karena SDMnya tidak kompeten.

Membangun kesan bahwa dia adalah orang yang dibuang oleh managernya. Padahal saat di kritisi sdm baik atau tidak harus ada standarnya, yang tidak di lihat hanya pengelolaan sdm.
Dari ketiga tahapan ini sudah jelas bahwa arah tujuannya adalah mengurai orang-orang yang ada di dalam jamaah. Sehingga dapat di katakan bahwa manager itu gagal dan kegiatan untuk memajukan islam akan di pending atau di tiadakan.

Standar kedua adalah orang-orang munafik sebagai berikut : 

Sosok yang mengaku muslim, tetapi TIDAK PERNAH MELIBATKAN DIRI untuk membantu KEADAAN ISLAM dan UMAT ISLAM sebagai realisasi IMANNYA, kemudian hanya menyibukkan diri pada hal yang bersifat MATERIAL, KERJANYA HANYA MENUMPUK HARTA, MENJADI PENONTON DAN PENGAGUM tokoh-tokoh islam yang memiliki reputasi sosial.
Jika terlibat aktivitas sosial apabila dapat memberikan keuntungan, sekiranya mendatangkan kerugian mereka MELEPASKAN DIRI, mereka sangat kikir dalam menafkahkan hartanya di jalan Allah dan terhadap orang-orang yang terlibat di dalam perjualan menegakkan kalimat Allah.
Di dalam kegiatan dilapangan dakwah islam praktis dilapangan hampir mudah untuk di jumpai prilaku-prilaku kegiatan di atas.
Semoga dari mengenal orang-orang munafik kita bisa mawas diri dan evaluasi di akhir tahun 2016 supaya agar menjadi kuat secara iman di tahun 2017. Amien...
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim