google-site-verification:google853a3110870e4513.html "Kadang diam itu lebih baik" - Hikmah

Translate

"Kadang diam itu lebih baik"



Ketika fenomena dihadapan kita demikian membinggungkan, saling tumpang tindih, tidak jelas antara kebenaran, kedustaan dan kepentingan menyatu dalam suatu dimensi, satu cakrawala, barangkali di saat itu berdiam diri dan senantiasa mengamati adalah lebih baik dari pada kita masuk dalam pusaran ketidak jelasan.

Saat awal umat islam marah karena Ahok dipandang melecehkan agama, tapi banyak yang memandang itu hanyalah masalah politik pemilihan Gubernur DKI. Lalu umat islam dan para politisi demo sebagai bentuk tekanan karena ada dugaan Ahok dibela oleh partai-partai pendukung pemerintah.

Tiba-tiba yang menjadi sasaran adalah Presiden Joko Widodo, dengan opini melengserkan presiden. Sampai-sampai beliau heran dan berkata di TV, "masalahnya Ahok kok saya yang menjadi sasaran." Ada yang mensinyalir Joko Widodo dekat dengan Cina, lalu isu Cina dan Komunis berhembus di media sosial cukup kuat.

Saat 212 pihak kepolisian menangkap 11 orang yang di duga makar, hendak menggulingkan pemerintah dan kembali ke UUD 45 asli. Bahkan di sana ada 2 purnawirawan jendral, Kivlan Zen dan Adityawarman Thaha.

Wajar jika kemudian muncul pertanyaan sebenarnya ini masalah apa? Ahok, karena moral dan pelecehan agama? Pertarungan Politik di DKI dengan jalan memenjarakan Ahok? Cina, Komunis? Keinginan menggulingkan Joko Widodo? Mengganti UUD 45 perubahan? Atau adanya orang-orang yang ingin berkuasa dengan cara inskonstitusional?

Lalu siapa kira kira pemainnya? Ada Majelis Ulama Indonesia, tokoh Nadhatul Ulama /Muhammadiyah /Front Pembela Islam, dsb, ataukah politisi, purnawirawan TNI. Kira-kira siapa yang diuntungkan jika Joko Widodo jatuh? Siapa yang diuntungkan jika konstitusi kita kembali ke UUD 45 asli?

Disini ruwet masalahya, terlalu banyak kebiasan. Oleh karena itu diam dan terus membaca itu lebih baik...

Wassalam...
—---------------------—
by. Iskandar Al-Warisy
[diedit seperlunya tanpa bermaksud merubah subtansi isi]
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim