google-site-verification:google853a3110870e4513.html Cara Melepaskan Stres: Meluapkan Tangisan Spiritual - Hikmah

Translate

Cara Melepaskan Stres: Meluapkan Tangisan Spiritual

Ula Uliani
III-12-17

Pengantar
Sebagaimana kita ketahui, umat manusia sejati dilahirkan di dunia untuk beribadah kepada Allah SWT dengan misi penting sebagai khalifah fil ard, Dalam menjalani peran penting diharapkan mampu mengelola alam semesta ini dengan penuh keseimbangan agar terciptanya tatanan masyarakat yang baik, adil dan seimbangan. 

Tugas ini sejatinya tidak mudah sebab untuk mewujudkan misi mulai itu kita banyak dihadapkan pada hambatan dan tantangan, baik itu berasal dari internal diri sendiri maupun dari eksternal. dan tantangan-tantangan itu seringkali membuat kita mengalami stres bahkan stres tingkat akut yang berujung depresi.

Jika sudah mengalami kondisi ini, banyak di antara kita melakukan berbagai hal agar stres tersebut bisa kita taklukkan, seperti misalnya makan berlebihan, berbelanja, travelling, tidur dengan waktu yang lebih lama, menjadi insomnia karena sering bergadang, berdiam diri, bermain gadget, menonton film dan sebagainya.

Padahal faktanya terkadang setelah dialihkan dengan berbagai macam kegiatan tersebut, stres itu tak lantas hilang dan masalah terselesaikan melainkan hanya mengalihkan sementara dan stres akan datang menghampiri lagi dan kita akan kembali mencari cara mengatasinya.

Bahkan tak sedikit yang malah mendatangkan mudharat bila tidak tepat mengatasinya misalnya: uang akan habis dan waktu akan terbuang sia-sia karena masalah tak kunjung selesai. untuk itu penulis hendak memberikan gambaran bagaimana cara kita sebagai hamba Allah dalam mengelola stres dan mampu mengubah stres itu menjadi maslahat.

spartanshield.org

Jenis Stres dan Jalur Stres
Menurut Professor Hideho Arita dalam bukunya yang berjudul Teknik Menghilangkan Stres dari Otak (Serotonin dan Air Mata Pengubah Hidup), beliau mengatakan arti dari "Orang yang kuat menghadapi Stres bukanlah orang yang mengatasi / menaklukan stres tapi menghidari dari rasa stres yang menghampirinya dengan baik dan mengontrolnya menjadi stres yang sesuai dengan dirinya".

Beliau membagi stres menjadi dua jenis yakni stres fisik dan stres psikis. bentuk stres fisik terjadi ketika dimana tubuh akan memberikan reaksi terkuatnya berupa "rasa sakit" seperti yang biasa dialami adalah gejala tukak lambung (nyerih dan perih pada lambung), darah tinggi dan diabetes.

Sedangkan untuk stres psikis menurut penelitiannya terbagi menjadi dua stres besar yang pertama adalah stres yang timbul karena kegagalan mendapatkan kesenangan (contohnya: harapan tidak menjadi kenyataan, datangnya musibah dan target hidup yang belum tercapai). sedangkan yang kedua adalah stres yang timbul ketika apa yang dilakukan untuk orang lain tidak dihargai selayaknya (contohnya: kehilangan teman seperjuangan/sahabat, pengkhianatan, dan sebagainya). stres psikis ini bisa menyebabkan penyakit mental berupa depresi dan panic disorder (orang dengan gangguan kepanikan.

Untuk jalur stres sendiri menurut professor tersebut terdapat dua jalur stres yaitu :

- Dari Hipotalamus ke Hipofisis (jalur stres secara fisik) lalu Adrenal Cortex kemudian Penurunan daya imun tubuh dan berakhir penyakit fisik.

- Dari Hipotalamus ke Raphe Nuclei (batang otak terdalam tempat syaraf serotonin berada, syaraf yang bertugas menjaga keseimbangan hidup manusia) kemudian Penurunan Serotonin dan berakhir penyakit psikis.

Dari dua jenis dan jalur stres, stres psikis adalah penyebab munculnya depresi dan panic disorder karena di bagian ini serotonin secara bertahap akan hilang sedangkan serotonin adalah neurotransmitter sebuah zat yang menghantarkan sinyal-sinyal melintasi ruang syaraf antara sel-sel syaraf pada otak.

Serotonin membantu menyampaikan pesan-pesan dari satu tempat ke tempat lainnya di dalam otak, karena sel-selnya terdistribusi secara luas, serotonin dipercaya mempengaruhi berbagai fungsi psikologis dan fungsi tubuh lainnya. pengaruh serotonin ini berkaitan dengan mood, hasrat seks, nafsu makan, tidur, ingatan, hasil belajar dan sifat-sifat sosial.

Penyebab Stres dan Depresi
Stres dapat disebabkan karena kita mengalami kekurangan serotonin sehingga kata kunci adalah ketika kita stres bisa dipastikan serotonin dalam otak kita telah kehilangan sebagian jumlahnya. Kekurangan serotonin secara kronis inilah yang menyebabkan penyakit depresi.

Secara umum fungsi Serotonin adalah lima yakni :
- Menimbulkan kesadaran tenang.
- Menstabilkan Hati agar tetap tenang.
- Menjaga gelora pada syaraf simpati agar tidak berlebihan.
- Menjaga sikap tubuh yang baik.
- Mengurangi rasa sakit.

Sehingga melihat dari fungsi Serotonin kita bisa tahu bahwasanya penting bagi kita untuk mengendalikan syaraf sesuai jumlahnya dan tetap bekerja dengan baik.

Solusi Mengatasi Stres
Melanjutkan dari penelitian professor tersebut bahwasanya stres yang disebabkan oleh fungsi serotonin yang melemah karena jumlahnya berkurang, beliau memberikan opsi solusi dalam penelitiannya yakni dengan terapi serotonin dan mengeluarkan air mata.

Terapi Serotonin dilakukan dengan cara mengubah kebiasan hidup yang bisa menyebabkan stres dengan melakukan gerakan ritmik secara rutin, menata jam biologis menjadi lebih teratur, mendapatkan sinar matahari secara teratur dan melakukan meditasi mengatur pernafasan.

Solusi yang kedua yakni dengan mengeluarkan air mata atau biasa kita sebut sebagai menangis, air mata sendiri dibagi menjadi tiga jenis :
- Air mata Basal
- Air mata Refleks
- Air mata Emosional

Air Mata Basal adalah air mata yang selalu membasahi mata untuk melindunginya seperti kita bisa mendapati mata kita kering karena terlalu lama menatap layar monitor komputer, lcd tv atau ponsel tanpa berkedip.

Air Mata Refleks adalah air mata yang selalu membasahi mata hanya untuk membersihkan kala benda asing masuk kepermukaan mata, seperti ketika mata kita kemasukan debu atau terserang gas ketika mengiris bawah merah.

Air Mata Emosional adalah air mata ini akan selalu membasahi mata jika kita terharu atau sedang bersedih, air mata ini hanya bisa dikeluarkan ketika manusia dihadapkan dengan sebuah emosi yang tak meluap dan air mata ini memiliki kemampuan melawan stres.

Ketika manusia mengeluarkan air mata emosional maka itu bisa membuat diri kita merasa lega dan otak bisa membuat syaraf parasimpatik mendominasi (syaraf parasimpatik adalah syaraf yang membuat denyut jantung menjadi lebih lambat dan kondisi tubuh dalam keadaan rilex) sedangkan jika kita stres syaraf simpatik yang mendominasi.

Maka dari itu dengan menangis emosional ini lebih meringankan stres bahkan lebih baik dari pada tertawa sekalipun, karena menurut penelitian beliau meski tertawa juga mengurangi efek stres namun secara pengaruh lebih kecil dari pada menangis emosional.

Dari penelitian tersebut kita mendapatkan refrensi solusi mengatasi stres yakni dengan terapi serotonin dan mengeluarkan air mata. disini penulis hendak soroti terapi mengeluarkan air mata.

Mengeluarkan air mata emosional terkadang bagi sebagian orang terutama kaum adam merasa kurang nyaman karena bisa memalukan, dianggap cengeng, lemah atau bahkan semakin baper (bawa perasaan). menurut penulis sebenarnya dalam Islam sendiri sudah memiliki cara bagaimana kita selaku umat muslim bisa sukses mengatasi stres dan melampiaskan tangisan dengan baik tanpa membuat kita tidak nyaman atau malu. 

Dan bila dilakukan dengan rutin tidak hanya mampu mengatasi stres tapi juga dapat menjadi sebuah kebiasaan baik. menurut penulis ada beberapa kegiatan yang bisa dijadikan tempat untuk meluapkan air mata emosional seperti berikut ini :

Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim