google-site-verification:google853a3110870e4513.html Renungan Pengakuan Iman - Hikmah

Translate

Renungan Pengakuan Iman

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

1. Orang-orang yang mengakui bahwa jalan-jalan Allah yang mengatur kehidupan personal, berbangsa dan berorganisasi sebagai kebenaran, tidak diuji? Kata Allah pasti akan diuji untuk mengetahui orang yang benar dan berdusta. Surat Al-Ankabut (29)ayat 2-3.

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati, Kami mengujimu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” (QS. Al-Anbiyaa: 35)

2. Surat 21 ayat 35 disebutkan setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan jalan-jalan keburukan dan jalan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan kepada kami (untuk mempertanggungjawabkan tentang jalan yang kamu ambil).

3. Tiap-tiap umat, Allah senantiasa memberikan ujiannya. Thalut dan tentaranya diuji dengan kelelahan dan kehausan. Ketika mereka melewati sungai Thalut berkata “Jangan kamu meminum air sungai itu, kecuali sangat sedikit...” Kaum itu diuji jalan ketaatan pada pemimpin atau jalan keburukan yaitu mengabaikannya. Diantara mereka ada yang memilih jalan baik dan jalan buruk.

 

4. Kasus perang uhud, tentara nabi Muhammad di bukit Uhud diuji dengan jalan kebaikan yaitu mentaati nabi tidak turun dari bukit Uhud apapun yang terjadi, dan jalan keburukan yaitu tidak mengikuti perintah nabi, turun untuk mendapatkan harta rampasan perang. Lalu mereka memilih jalan keburukan. Yang terjadi adalah bencana.

5. Istri-istri nabi pernah diuji jalan kebaikan yaitu mengikuti perintah Allah bahwa istri nabi tidak boleh mendapatkan harta rampasan perang, dan jalan keburukan yaitu mengabaikan aturan, berusaha mendapatkan harta rampasan. Namun istri-istri nabi akhirnya memilih jalan kebaikan.

6. Umat Islam bisa jadi saat ini juga menghadapi ujian Allah. Mereka dihadapkan dengan jalan-jalan kebaikan dan jalan keburukan berkaitan dengan hidup berorganisasi, hidup dalam pergaulan, kerja sama, hidup dalam kompetisi dan pergantian kepemimpinan.

Jalan kebaikan adalah jalan-jalan mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan di dalamnya seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, ketentuan bersama, di dalamnya mengandung kejujuran, sportivitas dan terbuka. Sedangkan jalan keburukan adalah sebaliknya.

Kadang untuk menempuh jalan kebaikan pada sebagian orang dipandang berat, sangat lambat dan mungkin kalah. Sebaliknya jalan keburukan dapat menjanjikan kenikmatan sementara dan kemenangan sesaat. Justru inilah ujiannya kita.
Setan dari jin dan manusia sering membisikkan keindahan dan kenikmatan memilih jalan keburukan.

Memang jalan hawa nafsu dan jalan rasional mudah diucapkan dan dipahami, tapi sangat sulit dijadikan pijakan dan jalan hidup. Semoga kita diberikan kekuatan memilih jalan rasional atau jalan kebaikan demi perkembangan dan kemajuan Umat Islam di masa mendatang dan masa depan kita di akhirat.

Semoga kita dengan percaya diri kita dapat mengatakan, “Ya Allah aku telah mengikuti jalan-Mu di dunia”.

Wassalam...

Share Tausiyah Ust. IAW Part 13
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim