Max I Dimont dalam pendahuluan bukunya Desain Yahudi atau Kehendak Tuhan terbitan Eraseni Media mengatakan pada Abad VII, Judaisme masih melahirkan agama lain, yaitu islam. Yang di tegakkan oleh kaum muhammadan ini adalah tantangan judaisme yang ke empat.
Dalam 100 Tahun, Imperium Mohammaddan menjulang
menanantang peradaban eropa. Namun dalam agama ini yang pengikutnya tidak
menyenangi Kristiani dengan kebencian yang tak terhenti. Bangsa Yahudi tidak hanya
sebagai ahli kitab namun bertahan hidup dan justru menjulang menjadi salahsatu
dari sekian kalinya posisi puncak kebesaran sastra, sains dan intelektual
mereka.
Orang yahudi dalam zaman itu menjadi negarawan, filsuf, dokter, ilmuan,
saudagar dan kapitalis kosmopolitan dan bahasa arab sebagai bahasa ibunya. Di
era itu orang yahudi pandai menyajikan hal-hal yang bersifat melankonis. Mereka
tidak hanya menulis agama dan filsafat, namun juga rapsodi-rapsodi seputar
cinta.
Masih didalam buku yang sama Max I Dimont menjelaskan perkembangan judaism yang tumbuh subur di bawah panji Creed Muhammadan dalam bab lima itu juga mengambarkan bagaimana setelah muhammad
wafat. schizophrenia yang aneh bertahan saat dinasti-dinasti imperium
muhammadan mereka yang sedang berkuasa, bergantian melebarkan kekikiran yang
ekstrem.
Seorang khalifah membangkrutkan anggaran dengan membelanjakan harta
untuk barang-barang yang mewah dengan jumlah besar serta menggelembungkan
hartanya di koper-koper karena sifat kikirnya yang sangat. Itu membuat
pemerintahan-pemerintahan yang tidak stabil. gubernur provinsi bertahap
memilih mengvakumkan kekuasaan dengan mencengkram profinsi masing-masing. Dan
memproklamirkan diri sebagai penguasa wilayah sendiri.
Hingga 1000 tahun
Imperium Muhammaddan tidak lagi solid. Mereka terdiri serangkaian kekhalifahan
independen yang membuat persatuan mereka hilang dan menjadi mangsa empuk
suku-suku barbaric seperti bangsa mongol.
Di penutupan buku diatas Max I Dimont mengatakan ketika
seseorang memandang sesuatu melalui kacamata materialistik, mungkin orang itu
akan melihat penampakan kulitnya saja seperti pencapaian yahudi adalah sebuah minoritas
yang tak berarti, memiliki secuplik negara rampasan dan sedikit batalion. Namun
jika orang menanggalkan prasangka yang ada di depan mata dan memandang dunia
bukan sebagai “benda” tetapi “ide”. Maka
si orang itu akan melihat bahwa dua pertiga dunia beradab sudah diatur oleh
ide-ide bangsa Yahudi.
Maka
Dari secuil pengetahuan dari buku di atas maka hendaklah
kita waspada karena:
Khalifah zaman kedinastian dan orang judaism bisa jadi
bersimbiosis mutualisme untuk membuat aturan untuk memahami islam untuk memburamkan prinsip ketahuidan
demi mengamankan posisi mereka masing-masing dalam tatanan kemasyarakatan.
Orang Judaism dahulu telah menduduki pos strategis dalam
zaman dinasti kekhafilahan dan mungkin telah mengotak-atik Islam dengan
mengkotak-kotakkan fiqih dan ilmu didalamnya. maka bisa jadi apa yang umat
muslim lakukan saat ini adalah bentuk dari ide mereka yang menjauhkan dari makna islam yang sebenarnya dengan tujuan
yang kita tahu apa sebenarnya.
Tidak heran jika seseorang membaca Alquran di zaman Muhammad
dengan seseorang membaca Alquran di zaman sekarang output yang dihasilkan dari
mereka berbeda, kita dapat melihat sekarang kondisi umat islam dunia sekarang
dalam keterpurukan padahal yang dibaca adalah bentuk yang sama.
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana mengatasinya?
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana mengatasinya?