google-site-verification:google853a3110870e4513.html ISLAM BUKAN AGAMA CEREMONIAL - Hikmah

Translate

ISLAM BUKAN AGAMA CEREMONIAL

عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس 

Artinya: "Dari Jabir, ia berkata, ”Rasulullah Saw bersabda, ’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).


مَنْ لَمْ يَشْكُرُ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرُ اللَّهَ 

artinya: Barang siapa tidak berterimakasih kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Tirmidzi).


Dalam dua hadist diatas jelas terlihat islam bukanlah sebuah agama ceremonial, bahkan Rasulullah S.A.W menegaskan dalam sebuah hadits lainnya yang artinya berbunyi “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal ia (orang yang kenyang) mengetahui,” (HR. Ath-Thabrani).


Kemiskinan dan kelaparan dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini merupakan ancaman global. Dalam riset terbarunya, SMERU Research Institute menyatakan bahwa dalam skenario terberat akibat pandemi Covid-19, angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2020 diproyeksi naik hingga 12,4 persen. Jumlah penduduk miskin di seantero negeri pun bertambah menjadi 33,24 juta orang, bertambah 8,5 juta orang miskin baru.


Kemudian cerita soal meninggalnya seorang Ibu di Serang, Banten, yang diduga karena kelaparan, membuat miris banyak orang. Meski belakangan kabar tersebut dibantah oleh pihak keluarganya, namun tetap saja kejadian tersebut harus menjadi perhatian kita semua khususnya kita sebagai seorang muslim.


Sepertinya haruslah kita mencontoh sebuah kebiasaan berbagi rezeki Seperti contoh kebiasaan di negeri yang terkenal karena kebabnya, Di Turki ada kebiasaan menitipkan sebagain roti kepada penjual roti untuk diberikan kepada siapapun yang datang ke tokonya dan tidak memiliki uang untuk membeli. 


Tradisi yang disebut Askida Ekmek (roti di gantungan) atau roti yang ditangguhkan, sudah terjadi dan dilakukan berabad-abad lamanya di negara tersebut.


Biasanya, orang yang ingin sedekah, pergi ke toko roti. Pada saat membayar, ia menyampaikan bahwa kelebihan dari pembayaran (misalnya dia membayar 4 roti tetapi hanya diambil 2 roti) untuk Askida Ekmek.


Selanjutnya sama penjualnya, kontribusi dua roti tersebut akan dikantongi dan digantung bersama sedekah orang lain dalam sebuah keranjang gantung. 


Apabila ada orang yang datang pada hari itu dan bertanya apakah ada roti di keranjang? (askida ekmek var mi?), lalu penjual tersebut mengambil roti di keranjang yang digantung tersebut secukupnya secara gratis untuk diberikan kepada orang tersebut.


Biasanya, orang yang sedang membutuhkan tersebut tidak akan mengambil melebihi dari yang dibutuhkan. Bahkan apabila penjual tokonya memberi lebih, mereka akan menyampaikan bahwa ini berlebihan untuk dirinya, dan siapa tahu ada orang lain pada hari itu yang juga membutuhkan roti tersebut.


Suatu hari, apabila orang yang tadinya mendapatkan roti gratis tersebut memiliki rezeki lebih, maka dia juga akan melakukan hal yang sama, yaitu membeli roti dan sebagiannya akan di askida ekmek-kan untuk orang lain. Dengan demikian, tidak ada orang yang kelaparan di lingkungan mereka.


Cerita berbagi dengan sesama di Turki tersebut, bisa kita contoh untuk menghindarkan adanya orang yang kelaparan di lingkungan kita. 


Misalnya, masing-masing dari kita membiasakan diri apabila ada rezeki, membeli nasi dua bungkus, namun yang diambil hanya satu bungkus. Sisa uang satu bungkus disimpan oleh penjual nasi, lalu penjual nasi menulis di papan atau kaca depan warungnya: “ada satu nasi bungkus gratis bagi yang membutuhkan.”


Semoga menjadi bahan renungan untuk kita semua dan menjadikan amal ibadah untuk kita kelak di masa depan... Aaminn

Share on Google Plus

About Mohammad Aziizu

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim