google-site-verification:google853a3110870e4513.html AJARAN PENDIDIKAN DALAM WAHYU PERTAMA AL-QURAN - Hikmah

Translate

AJARAN PENDIDIKAN DALAM WAHYU PERTAMA AL-QURAN

PENGANTAR

Tanggal Dua Mei kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional, pada tahun ini kebetulan bulan mei bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Bulan dimana kitab suci Al-Quran pertama kalinya diturunkan. Turunnya ajaran Tuhan kepada umat manusia tidak lepas dari upaya pendidikan kepada umat manusia agar hidup lebih baik dan berkualitas. 

Maka Wahyu Tuhan selalu relevan ditinjau dari sudut pandang ilmu pendidikan. Tulisan ini hendak mengulas wahyu pertama pada Al-Quran Surat ke 96 ayat 1-5 dengan pendekatan ilmu pendidikan.


NILAI PENDIDIKAN BAGI KEMAJUAN PERADABAN MANUSIA

Manusia adalah makhluk yang terlahir lemah dengan sedikit kemampuan bawaan yang dimiliki sehingga memerlukan pendidikan untuk kehidupannya. Berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain yang membawa kemapuan-kemapuan bawaan dalam genetikanya sehingga secara otomatis memiliki kemampuan tersebut tanpa harus melewati proses pendidikan. Itik baru menetas langsung mampu berenang, ikan yang baru lahir dapat langsung menyelam dalam air, burung dapat terbang tinggi tanpa harus khursus atau sekolah lebih dahulu. sedangkan manusia untuk dapat terbang memerlukan pendidikan untuk dapat menyelam ke laut dalam manusia juga memerlukan pendidikan.

Jangankan untuk kemampuan yang hebat seperti itu, untuk hidup normal, layak dan beradab saja manusia membutuhkan pendidikan. beberapa waktu yang lalu telah viral di media sosial di negara Vietnam ditemukan seorang yang hidup di dalam hutan semenjak kecil hingga selama empat puluh tahun. kini ketika ia di evakuasi untuk hidup di lingkungan masyarakat secara normal, banyak hal yang harus dipelajarinya untuk mengejar ketertinggalan. betapa manusia tanpa pendidikan sangat sulit untuk bisa hidup sekedar normal,layak dan beradab saja.

Manusia ibarat komputer atau handphone yang hanya dibekali OS (Operating System) dasar tanpa aplikasi-aplikasi bawaan, sedangkan hewan dan tumbuhan ibarat sebuah Ponsel Android yang sudah terinstal aplikasi-aplikasi bawaan yang lengkap dari pabrik vendornya. Problem bagi manusia adalah kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam kehidupannya untuk mendapatkan itu tidak semudah menginstal aplikasi dalam ponsel Android.

Andaikan saja untuk menginstal kemampuan itu tinggal suntikkan cairan ke otak sehingga otak langsung pintar dengan kemampuan semisal kepintaran untuk mampu menerbangkan pesawat, mengemudikan mobil, pandai memasak ala Chef pastilah hal itu akan dilakukan oleh manusia. sayangnya manusia untuk memperoleh kemapuan tersebut harus melewati jalur pendidikan.

Pendidikan disini dalam arti yang seluas-luasnya tidak harus dimaknai sebagai lembaga pendidikan seperti sekolah, lembaga khursus dan sebagainya. pada hakekatnya segala upaya untuk meningkatkan kualitas kemampuan manusia disebut sebagai PENDIDIKAN. Bagi bangsa dan negara atau umat manusia secara keseluruhan, pendidikan adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan peradaban hidup yang lebih sempurna.


AJARAN PENDIDIKAN DALAM WAHYU PERTAMA AL-QURAN

Wahyu Allah SWT diturunkan adalah sebagai "Ajaran" atau dapat dikatakan sebagai "Pendidikan" bagi umat manusia. Dalam sejarahnya Rasul-Rasul Allah diutus membawa risalah umatnya masing-masing untuk memperbaiki kerusakan dan kejahilihannya. Risalah ajaran Tuhan tersebut diperuntukkan unuk memperbaiki kerusakan masyarakat, meningkatkan kualitasnya dan memajukan peradaban.

Jika kita cermati esensi dari pendidikan tidak lebih dari dua kegiatan yakni "Belajar" dan "Mengajar." Beberapa aliran pendidikan lebih menekankan pada pentingnya "siswa yang aktif belajar" beberapa aliran yang lain mementingkan "kecanggihan kurikulum dan guru yang mengajar" Kita tidak perlu terjebak dalam perdebatan aliran-aliran tersebut, yang terbaik adalah yang seimbang dengan cara mengoptimalkan semua elemen-elemen yang ada.

Yang menarik di dalam wahy pertama Al-Quran dalam Surat al-Alaq (96) ayat 1-5 juga terdapat dua perintah ajaran yang itu merupakan dua kegiatan yang penting dalam pendidikan. Yakni, "Iqra" atau Bacalah (Perintah Membaca) dan "Qalam" atau Pena (Alat Menulis / Perintah Menulis).

Wahyu al-Quran yang pertama berisi perintah "Membaca" dan "Menulis" yang bisa juga ditafsirkan "Belajar" dan "Mengajar" seakan Allah SWT memberi petunjuk kepada manusia bahwa "Pendidikan" adalah kunci perubahan peradaban manusia.


PENTINGNYA Iqra' dalam PENDIDIKAN

Sudah banyak ulasan yang menyebutkan, apa yang dimaksud dengan Iqra' atau Bacalah! disini tidak harus diartikan membaca tulisan. apalagi waktu itu Muhammad SAW menjawab "Aku tidak dapat membaca (tulisan)." Dalam hal membaca sebenarnya kemampuan manusia lebih luas dari sekedar membaca tulisan. Manusia dapat juga membaca grafik, tabel, gambar, warna, gerak, dan sebagainya, singkatnya membaca meliputi segala realitas yang terindra.

Maka ajaran "membaca" dapat dimaknai lebih sebagai "Pengamatan" yang mendalam terhadap realitas atau biasa kita istilahkan dengan "Penelitian." Penelitianlah yang selama ini menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi lewat metode ilmiah yang diterapkannya dalam skripsi, tesis dan disertasi. dengan penelitian, peradaban manusia menjadi lebih maju dan berkualitas. maka wahyu pertama Al-Quran memberi petunjuk bagi kita tentang cara mendidik yang baik, cara membuat siswa belajar dengan baik adalah lewat "Pengamatan" mendalam terhadap realitas dan penerapan metode ilmiah "Penelitian."

Sangat disayangkan umat Islam hari ini tidak banyak mengamalkan perintah "Penelitian" ini sebagai penekanan yang penting dalam pendidikan generasi mudanya. Akibatnya tidak banyak umat Islam yang dapat berkiprah dalam penemuan-penemuan teori baru, ilmu pengetahuan baru, teknologi baru. Umat Islam hanya berperan sebagai konsumen belaka, sebagai pasar yang dijajah oleh produsen-produsen ilmu pengetahuan.

Padahal dahulu Islam memimpin kemajuan peradaban manusia, menjadi pusat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seluruh dunia pada tahun 800 Masehi. puncaknya Khalifah Harun al Rasyid mendirikan Baitul Hikmah, pusat ilmu pengetahuan terbesar di dunia pada saat itu. kemudian tahun 900 Masehi di Cordova, Spanyol, Eropa Khalifah dinasti Umayyah juga membangun pusat peradaban ilmu pengetahuan terbesar di eropa dimana bangsa eropa pada saat itu masih terbelakang dan tenggelam dalam abad kegelapan (Dark Middle Ages).

Hari ini umat Islam mempersempit diri dengan memaknai perintah "Membaca" tersebut sebagai perintah membaca (tulisan arab) Al-Quran. padahal sebagian besar umat Islam sekarang tidak lagi menguasai bahasa arab, akibatnya tidak banyak manfaat efek sosial yang di dapat dalam kehidupannya. Dalam dunia pendidikan umat Islam mempersempit diri dengan menekankan kemampuan "membaca" dengan menghafal kitab-kitab ilmu agama dibandingkan dengan pengamatan untuk kemampuan pemecahan masalah lewat penelitian. Akibatnya semakin jauh ajaran Islam untuk dapat menjadi pemecahan masalah-masalah sosial sehari-hari atau kalau pun dipaksakan akan semakin jauh tertinggal terbelakang.


PENTINGNYA QALAM dalam PENDIDIKAN

Qalam atau Pena bisa dikatakan alat untuk menulis, pada hari ini bentuknya telah menjadi bermacam-macam rupa yaitu komputer, tablet, note book, ponsel dan lain sebagainya. Prinsip kerjanya sama yaitu merekam dan menyimpan agar awet dengan segala bentuk informasi dan data, berupa file (tulisan atau angka), gambar / foto, suara, gerak bahkan dalam bentuk tiga dimensi dan sebagainya.

QS Al- Alaq 4-5 yang artinya :
"Yang mengajar (manusia) dengan perantara qalam (pena). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Dalam ayat tersebut diterangkan dengan perantaraan pena Allah SWT akan menjadikan manusia mendapatkan pengetahuan baru, hal-hal yang tidak diketahuinya sebelumya, bagaimana bisa? apa maksudnya? Dalam otak manusia memiliki keterbatasan dalam menyimpan data dan melakukan analisa sekaligus. padahal akurasi data sangat penting untuk proses analisa dan menghasilkan kesimpulan ilmu pengetahuan baru yang ilmiah. Dengan perantara pena atau alat penyimpan  data yang baik, maka akan dapat menjamin keakuratan data itu hingga bertahun-tahun bahkan diturunkan dari generasi ke generasi.

Dengan demikian ilmu pengetahuan baru akan dapat terus-menerus dihasilkan dari pengolahan data yang berkelanjuan dari generasi ke generasi. dari penjelasan tersebut penulis berfikir betapa susahnya mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa alat bantu penyimpanan data. sedemikian banyaknya semua harus dihafalkan, otak akan dipenuhi hafalan dengan memakan waktu yang cukup lama untuk menghafalnya. Setelah hafal orang akan menjadi tua dan meninggal maka hilanglah semua data itu beserta penghafal yang meninggal tersebut.

Hal ini mengingatkan kita tentang peristiwa dalam sejarah pada masa Khulafaul Rasidin Umar Bin Khattab yang begitu khawatir ketika banyak penghafal Al-Quran yang meninggal dunia dalam perang, lalu Beliau memberikan Ide untuk "Menulis" Al-Quran menjadi Mushaf (Kitab) pada zaman itu Umar bin Khattab sudah memahami untuk meragukan efektifitas otak manusia sebagai alat penyimpan data.

Maka jika zaman kita sekarang dengan teknologi penyimpanan data yang sedemikian canggih kenapa kita menjadi mundur ke belakang? Bukankah Allah SWT semenjak wahyu pertamanya telah berfirman, ...  dengan perantara qalam (pena). Dia (Allah) mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."

Dalam dunia pendidikan, pengunaan alat penyimpan data ini sangat penting. Siswa-siswa di didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam hidupnya lewat metode penelitian, sedangkan penelitian akan sangat bergantung dengan ketersediaan data yang tersimpan dengan baik oleh alat penyimpan data. sangat disayangkan jika pendidikan sekarang tidak memanfaatkan teknologi penyimpanan data ini sebagaimana mestinya, malah sebaliknya menjejali siswa dengan hafalan-hafalan materi pendidian yang banyak. Apakah mereka mengira dengan banyak-banyak menghafal kelak siswa akan mampu memecahkan masalah dalam hidupnya?

Justru kemampuan penelitian yang penting untuk terus-menerus dilatih agar membentuk kemampuan pemecahan masalah yang sering kali diabaikan dan tidak menjadi penekanan. dalam dunia pendidikan umat Islam keadaannya lebih parah lagi dengan dalih mengingat hafalan-hafalan tersebut dianggap bernilai ibadah.

Penutup

Wahyu Al-Quran adalah wahyu terakhir untuk Nabi Terakhir di akhir zaman, Setelahnya tidak akan di utus Nabi lain lagi. Wahyu Pertama dalam Al-Quran sebagai kitab suci terakhir di akhir zaman berisi perintah "Membaca" dan "Menulis" seakan-akan berpesan dengan dua kegiatan itu cukuplah manusia hidup sampai akhir zaman tanpa perlu Kitab Suci dan Nabi baru lagi.

Seolah Allah SWT berpesan pandai-pandailah manusia menerapkan ajaran ilmu pendidikan dari Allah yaitu "Membaca" dan "Menulis" yang juga dapat diartikan "Belajar" dan "Mengajar" atau dapat dimaknai lebih dalam sebagai "Penelitian" dan memanfaatkan "Alat menyimpan data" agar manusia mampu menjawab tantangan sampai akhir zaman...

BY 
Purwo Prilatmoko
Share on Google Plus

About zero

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim