google-site-verification:google853a3110870e4513.html ISLAM yang sudah Jatuh tertimpa tangga Crane - Hikmah

Translate

ISLAM yang sudah Jatuh tertimpa tangga Crane



Layaknya seorang anak yang ditidurkan oleh orang tuanya karena berbuat satu kesalahan, serta kerabatnya yang juga tidak menginginkan si anak ini bangun memberikan banyak fasilitas seperti tempat tidur mewah, pendingin ruangan semata-mata agar si anak ini tetap pulas di kubangan tempat tidurnya.

Berawal dari kesalahan paham beberapa orang pada tahun 833M melakukan serangkaian ketetapan yang berlebihan sehingga membuat tokoh-tokoh seperti Ahmad ibn Hanbal yang menjaga tradisi terbunuh. Hingga membuat perpecahan dalam tubuh umat Islam, umat Islam yang menamai dirinya ahlulsunnah yang menjaga tradisi melakukan serangkaian perlawanan dengan umat Islam mayoritas yang ahlulsunnah sebut sebagai Mu'tazilah.

Yang sebenarnya faham Mu'tazilah ini lahir Dari kekacauan politik kekalifahan Ali bin Abi Thalib dengan Bani Ummayah yang ingin menguasai pemerintah Dan banyaknya paham-paham Islam yang banyak menyisahkan persoalan teologi, filsafat Dan sosial. Dengan berjalannya waktu banyak kaum yang menggunakan faham ini sehingga banyak masalah terselesaikan.

Islam yang carut marut karena banyaknya kaum yang menginginkan kekuasaan sedikit demi sedikit bersatu. Perselisihan paham yang sering memicu perebutan kekuasaan pun semakin berkurang. Persatuan umat Islam pun terbentuk karena landasan Ke-adil-an Allah sebagai pondasinya Maka Tahun Keemasan Islam berlangsung.

Banyak Filosof Islam lahir di Zaman Keemasan ini. Mereka menggunakan Akal (ro'yu) untuk menyampaikan keadilan Allah sehingga membebaskan umat Islam oleh dogma yang dapat meng kotak-kotak an Persatuan Umat Islam. Dengan mengoptimalkan kemampuan akal banyak fiqh kemajuan lahir. Karena dengan akal manusia dapat membedakan hitam putih, baik buruk, benar salah. Namun layaknya sebuah perjalanan ada awal pasti ada akhir. 

Akhir Dari kemajuan teknologi umat Islam berakhir ketika kaum penguasa yang mengaku sebagai penguasa aliran Mu'tazilah memaksa kaum tradisi untuk menganut aliran Mu'tazilah bahkan mereka dihukum cambuk Dan dipenjara hingga meninggal. Sehingga kaum tradisi melakukan Fitnah-Fitnah yang mengakibatkan Al-Kindi Filosof Islam pertama meninggal di pengasingan Dan karya-karyanya di bakar.

Kaum Tradisi lalu menggabungkan hasil pemikiran faham Mu'tazilah dengan Adat Tradisi serta melakukan lobi-lobi politik untuk menggalang massa memburu aliran Mu'tazilah Dan menghanguskan karya-karya yang berbau dengan Akal. Meskipun banyak Filosof yang menggunakan Akal Namun bukan golongan Dari Mu'tazilah.

Hingga banyak karya Filosof Islam sebagai tiang berdirinya Zaman Keemasan Islam musnah oleh gerakan-gerakan kaum tradisi Islam serta musuh yang menginginkan ekspansi kekuasaan. Beberapa karyanya di ambil alih oleh beberapa orang untuk kepentingan selain umat Islam. Meskipun tragis Namun Kita perlu bersyukur beberapa karya-karya tersebut selamat Dari Insiden tersebut hingga kini Kita masih bisa membacanya.

Meskipun Islam mengalami perpecahan Dan serangan-serangan Dari Luar Umat Islam,
Namun di dalam kubu Islam mereka merasa telah sempurna. Meskipun di Rong-Rong Dari luar Dan Aliran Mu'tazilah yang mengedepankan Akal telah musnah Namun Islam tetap berkembang Dan masih mempuyai politik dunia. Maka timbulnya perasaan sombong hingga ditutuplah pintu Akal dalam Ajaran Islam.

Filosof Dan Ilmuwan Islam yang menggunakan Akal di fitnah, diasingkan bahkan halal untuk diperangi. Sedangkan pihak-pihak di luar Islam mengunakan karya-karya Filosof Islam untuk belajar Dan terus mengkaji dunia dengan Akal. Menciptakan teknologi-teknologi Baru untuk menjawab masalah kemajuan Zaman. 

Kejayaan Islam masa lalu dibanggakan Dan hanya sebagai donggeng pengantar tidur. Jika seseorang Muslim yang hendak belajar Islam harus melewati aturan-aturan yang ujungnya adalah izin Dari sang Pemuka Agama. Metodenya bukan lagi Akal Namun kepentingan Tetua Agama. Maka Tak Heran Jika Islam berpecah-pecah karena aturan dasarnya bukan Dari Wahyu yang dipahami oleh Akal. Namun berubah menjadi Wahyu yang dipahami oleh kepentingan. 

Hidup pun terus berjalan, Saat ini kita dapat saksikan keadaan umat Islam dunia. Berjumlah besar Namun rapuh akan keyakinan, yang Tak punya teknologi apapun dalam menyelesaikan persoalan umat. Terkotak-kotak oleh hadist Pemuka Agama, berperang bagai Gladiator yang bertarung di Coliseum atas nama Wahyu yang Sama. pihak diluar Islam melihat bersorak seraya bertepuk tangan menyiapkan hadiah bagi pihak yang menyatakan dirinya sebagai Pemenang.

Islam bertahun-tahun terjungkal dilubang yang Sama karena pengikutnya tidak Mau belajar dengan Pengalaman Akal. Terwariskan hingga kini, lalu mereka di luar Islam telah jauh meroket keatas hanya menyisakan tangga yang dulu pernah filosof Islam gunakan. Meskipun sangat terlambat banyak generasi Islam mulai mengangkat tangga tersebut Dan memulai menapak. Namun banyak juga masih terlentang enggan untuk bangkitkan tangga Dan hanya memimpikan Zaman yang Emas yang pernah ada agar masalahnya terselesaikan secara mukzizat.



Padahal Wahyu Allah dengan jelas melalui ayat Al~Qur'an yang memuliakan orang-orang yang berfikir:
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir(QS Al Baqoroh :219)
ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir(QS Al A'raf: 176)
كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir(QS Yunus: 24)
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.(QS Ar Ruum: 21)
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.(QS Az Zumar: 42)
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.(QS Al Jatsiyah: 13)
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.(QS Al Hasyir: 21)
Allah menyuruh kita menggunakan akal dan mencela orang yang tidak menggunakan akal:
وَفِي الأرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الأكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang menggunakan akal.(QS Ar Ra'du: 4)
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ

Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) sembahyang, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal.(QS Al Maidah : 58)
وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلا يَعْقِلُونَ

Dan barang siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka apakah mereka tidak menggunakan akal?(QS Yasiin: 68)
قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ

Musa berkata: "Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal".(QS As Syu'araa': 28)
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu mempergunakan akal?(QS Al An'am: 32)
وَهُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَلَهُ اخْتِلافُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak mempergunakan akal?(QS Al Mu'minun: 80)
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Demikianlah Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya (hukum-hukum-Nya) supaya kamu mau menggunakan akal.(QS Al Baqoroh: 242)
Dan Banyak ayat-ayat lain yang senada dengan itu agar kita selalu menggunakan akal, selalu berfikir. Pentingnya akal dalam agama Islam, menjadikan syariat Islam dapat ditegakkan. Syariat Islam hanya dapat ditegakkan bagi orang yang berakal.

Kita harus bisa menyisihkan Mana pendapat Mu'tazilah yang berlebihan. Sehingga Kita tidak terperangkap pada Hal yang tampak baik oleh akal Namun ternyata buruk menurut Maslahat Umat Islam. Sehingga mengetahui simpul-simpul pola Kerja Dan pola pikir yang Baik lalu mengimplementasikan Hari ini serta membuang Hal-Hal yang buruk untuk terwujudnya masyarakat rahmatan lil alamin. Amiien
Share on Google Plus

About Unknown

“Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallaahu’anhu, ia berkata: aku berkata wahai Rasulullah! Katakanlah padaku tentang islam dengan sebuah perkataan yang mana saya tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain kepadamu. Nabi Shalallaahu Alaihi Wassalaam menjawab: “katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian jujurlah kepada iman-mu(istiqamah)." Hadist Riwayat Muslim